Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaDaerahSumateran UtaraTerbaru

Menteri Lingkungan Hidup Bersama AMPHIBI dan PT.Freeport Indonesia Aksi Tanam Mangrove

804
×

Menteri Lingkungan Hidup Bersama AMPHIBI dan PT.Freeport Indonesia Aksi Tanam Mangrove

Sebarkan artikel ini

Foto-Saat Menteri Lingkungan Hidup Bersama AMPHIBI dan PT.Freeport Indonesia Aksi Tanam Mangrove, Sabtu 30 September 2024 .(DOK.Amphibi)

Deli Serdang//relasipublik.com – Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yg jatuh setiap tanggal 28 November, Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup dan B3 Indonesia ( AMPHIBI) bersama Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian AQ Lingkungan Hidup (BPLH), Dr.Hanif Faisol Nurofiq, dan PT.Freeport Indonesia, KTHN AMPHIBI PERCUT lakukan aksi tanam pohon Mangrove di pesisir pantai muara Desa Paercut Kec.Percut Seaia Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara pada.
Sabtu (30/11/2024).

Dengan menggunakan 5 unit kapal nelayan setempat, Menteri LH beserta rombongan berangkat dari TPI Bagan Percut menuju lokasi Penanaman yang berjarak sekitar 2,5 km.

Setiba dilokasi penanaman, Menteri Lingkungan Hidup Dr.Hanif Faisol Nurofiq langsung turun melalui panggung uk.4X16 meter masuk kedalam lumpur dengan ketinggian air 20 hingga 30 cm.
Dengan penuh semangat Menteri Dr.Hanif Faisol Nurofiq melakukan penanaman yang diikuti seluruh peserta yang hadir.

Menteri Lingkungan Hidup mengatakan, secara nasional Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektar.

“Kita memiliki 23% populasi mangrove terbesar di dunia, dan mempunyai eksesting mangrove yang potensial.
Mangrove memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi di soil karbonnya. Kalau pohonnya sama saja yang ada di hutan daratan tapi soil mangrove 5 kali lebih besar dari pohon hutan lainnya”, Katanya.

Fungsi mangrove sangat penting buat habitat global, mangrove menjadi perhatian dunia dan menjadikan target untuk merestorasi mangrove di Indonesia.

Dilokasi desa Percut ini baru tertanam 25 hektar dengan kontribusi kewajiban tanam PT Freeport Indonesia yang dilaksanakan AMPHIBI melalui Kelompok Tani Hutan Nelayan (KTHN) AMPHIBI Percut.

Di Sumut sendiri existensi mangrovenya hampir sekitar 100 ribu hektar dimana didominasi oleh mangrove dengan vegetasi jarak.Diperlukan rehabilitasi dan restorasi di sela sela jarak tersebut.
Ada sekitar 600 hektar lebih lahan mangrove yang harus kita rehabilitasi dari daratan kearah laut.

Perlu strategi khusus untuk menanggani penanaman mangrove seperti yang dilakukan dilokasi desa Percut ini.
Penanaman Mangrove dari daratan menuju lautan tak luput dari permasalahan Sampah plastik yang luar biasa banyak nya.

Sampah plastik di pesisir pantai di Indonesia adalah yang terbanyak nomor 2 di dunia.Inilah yang menjadi tugas kita di kementerian lingkungan hidup.
Tentunya dibutuhkan kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan masyarakat dalam mengatasinya, “ucap Hanif.

Kedepannya kami dari Kementerian akan melakukan pemetaan secara detail dengan skala 1 banding 50.000 dan menyusun model modele pengelolaanya.

Pada tahun 2025 ini kita berkomitmen bahwa program rehabilitasi, restorasi mangrove bisa selesai dengan target 600.000 hektar, “tutup Menteri Hanif

Sementara ketua umum AMPHIBI Agus Salim Tanjung So,Si (AST) mengatakan,
“kegiatan ini masih dalam rangkaian Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang jatuh setiap tanggal 28 November.
“Hari ini kita melakukan penanaman Mangrove bersama
Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Dr.Hanif Faisol Nurofiq, “ucap AST.

Penanaman hari ini juga sebagai acara seremonial penutupan penanaman Mangrove seluas 20 Hektar dan penambahan lokasi tanam 5 hektar dengan regulasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Pembiayaan PT.Freeport Indonesia.

Adapun penanaman ini sebelumnya telah kita lakukan dari bulan Agustus 2024 lalu dengan pola tanam dengan pengaman Bambu Belah.

Jarak lokasi Penanaman Mangrove dari bibir Pantai menuju tengah Laut sekitar 1.000 hingga 1.500 meter.
“ucap AST.

Penanaman ini termasuk yang pertama kali dilakukan didunia.
“Untuk menjamin keberlangsungan hidup Tanaman Mangrove tersebut dibutuhkan pemeliharaan dan perawatan yang ekstra selama 3 tahun, “tutup AST.

Hadir dalam acara tersebut selain Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Dr.Hanif Faisol Nurofiq, Presiden AMPHIBI Agus Salim Tanjung So.Si, Pj.Gubsu diwakili Kadis LHK, AKBP Nawa Kurniawan S.I.K selaku dewan pendiri dan pembina AMPHIBI, Mayor Jenderal TNI Mar (P) Tommy Basari Natanegara, S.E., M.M. selaku Dewan pembina AMPHIBI, Direktur dan EFPSU Sustainable Dev.PT. Freeport Indonesia, Ketua KTHn AMPHIBI PERCUT A.Sayuti dan perwakilan pengurus AMPHIBI se Sumut serta tim media cetak/online.

(red-amphibi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *