Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Kabupaten TobaPariwisataSumateran UtaraTerbaru

Event Jet Sky Dan F1H2O Power boat di Danau Toba Balige Tahun 2025, Beberapa Hal Perlu Pembenahan

481
×

Event Jet Sky Dan F1H2O Power boat di Danau Toba Balige Tahun 2025, Beberapa Hal Perlu Pembenahan

Sebarkan artikel ini
Saat kegiatan balapan F1H2O 2025.(Dok.Ist)

 

Sumut, Relasipubli.com – Ajang lomba Jetski yang diadakan di pantai Balige, pada 13 hingga 17 Agustus 2025, dilanjutkan dengan gelaran Lomba formula satu F1H2O Power boat yang diadakan dari Jumat 22 hingga 24 Agustus 2025 di perairan Danau Toba, Pelabuhan Balige, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara telah selesai dilaksanakan, dengan segala hingar bingarnya yang sampai keluar negeri tetapi, banyak catatan yang ditinggalkan sebagai bahan perbaikan kedepannya oleh panitia pelaksana.

Catatan yang dibuat oleh media ini setelah dua minggu berlalu pelaksanaan event ini, merupakan masukan bagi pelaksana agar kedepan lebih profesional lagi pelaksanaannya.

MASALAH KEBERSIHAN

Masalah kebersihan hampir disemua lini pasti ada, hal ini menjadi sorotan kecil yang perlu dibenahi selain itu masalah parkir, akomodasi dan toilet yang tidak ada air.

Sedangkan dari segi keamanan, pihak kepolisian serta aparat keamanan lainnya selalu all-out dalam menjaga seluruh lokasi pertandingan dan menjaga keamanan tamu yang hadir, baik dari segi lalu- lintasnya maupun pengamanan lainnya.

Untuk kegiatan hiburan bagi masyarakat dan pengunjung dalam rangka menyemarakkan kegiatan tersebut, artis ibukota juga didatangkan di kabupaten Toba, Band ternama seperti Coklat Band, Band Radja, dengan suara yang khas dengan cengkok Melayu yang serak serak basah serta Marsada Band yang tidak asing bagi masyarakat Batak Toba dengan lagu lagu Batak lama yang diarasemen ulang, sehingga musiknya sangat dinamis dan enak didengar juga disajikan bagi masyarakat untuk mendukung kemeriahan acara F1H2O Power boat tersebut.

Selain itu pertandingan olah raga tradisional seperti Solu bolon dan lain sebagainya yang diikuti oleh atlit lokal, juga manortor secara bersama sama yang diikuti oleh official peserta F1H2O yang kebanyakan orang bule, acara ini merupakan hal baik untuk pengenalan budaya lokal dan kearifan ke audience.

KEARIFAN LOKAL DAN WISATA ROHANI

Selain itu sebetulnya masih ada Kearifan lokal yang harus ditunjukkan dalam setiap event seperti ini, misalnya adanya pengenalan wisata sejarah seperti makam pahlawan Raja Sisingamangaraja ke XII sebagai pahlawan kemerdekaan RI, kepada pengunjung yang datang sebagai destinasi wisata sejarah.

Selain itu masih ada Makam IL Nomensen sebagai penyebar agama Kristen Protestan di daerah Tapanuli terutama di tanah Batak. Wisata rohani dengan mengunjungi komplek pemakaman ini yang hanya berjarak sekitar 20 menit dari Ibukota Kabupaten Toba kearah kecamatan Sitolu ama. Hal seperti ini bisa sebenarnya dapat disandingkan dalam setiap kegiatan pelaksanaan event. Selain itu ada acara budaya Toba mangongkal Holi ( menggali tulang belulang ) yang bisa dijadikan sebagai pertunjukan dan dikoordinasikan dengan panitia event untuk dipertunjukkan Kepada wisatawan yang datang . Selain itu masih banyak daerah wisata disekitar danau Toba seperti serta wisata agro bisnis pertanian disekitar wilayah Toba, wisata memancing yang bisa dijajaki sebagai pertunjukan menarik untuk disajikan kepada wisatawan yang berkunjung ke Toba terkait pelaksanaan F1H2O.

Kegiatan bukan melulu hanya balapan Boat tapi bisa dipadukan dengan wisata lain dengan membawa wisatawan ketempat menarik lainnya yang ada di wilayah sekitar .

Masyarakat Balige selama berlangsungnya event ini walaupun hanya tiga hari mengaku menerima manfaat selama berlangsungnya event dan memacu serta mendongkrak sektor ekonomi lokal seperti penjualan Payung, perparkiran, penginapan, Ulos, Kuliner lokal dan lain sebagainya.

Hal itu diakui warga lokal ketika media ini berbincang dengan salah seorang ibu pengrajin ulos yang mengaku dagangannya banyak yang dibeli wisatawan lokal maupun mancanegara untuk dijadikan sebagai cendramata. Bahkan usaha rental mobil juga juga laku keras selama pelaksanaan kegiatan, ini tentu sangat menggembirakan dan menguntungkan warga lokal yang memiliki mobil untuk disewakan.

Tentu hal ini salah satu nilai positif bagi warga selama adanya pelaksanaan even ini, tentu masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Tentu hal ini harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk menjaga lingkungan dan Wellcome kepada pendatang atau turis lokal/turis mancanegara selama event berlangsung serta menjaga keamanan/ketertiban, sopan santun, selalu ramah. Hal ini akan membuat pengunjung yang datang menjadi betah selama event tersebut berlangsung, dan ini menjadi cerita menarik bagi pengunjung, dan makin banyak lagi orang yang mendatangi danau Toba pada tahun berikutnya, karena event ini akan berkesinambungan beberapa tahun lagi.

TARIF PARKIR YANG MENCEKIK LEHER

Hampir pada setiap pelaksanaan dari tahun 2024 hingga tahun 2025 masalah ini hampir selalu muncul yaitu tarif parkir yang tinggi dan penginapan yang mahal.

Dalam pelaksanaan event F1H2O Tahun 2024 lalu dan tahun 2025 yang dialami media ini, selama pelaksanaan even semua tempat parkir di kota Balige, pasti mencekik leher. Parkir mobil rata rata 100 ribu rupiah permobil perhari yang tentu memberatkan pemobil, terutama wartawan yang berkantong tipis tapi menggunakan mobil untuk liputan atau wisatawan pemilik mobil dengan budget yang rendah.

Tentu hal ini menjadi keresahan bagi pemilik mobil yang berkunjung untuk melihat F1H2O Powe boat, mungkin mereka menduga parkir hanya membutuhkan biaya cuma 5000- 10000 per mobil, tapi setelah dilokasi harganya mencekik leher hal ini membuat mereka kecewa.

Umumnya penduduk lokal yang memiliki lahan yang dimanfaatkan untuk parkir bagi pendatang dan rumah yang jadikan sebagai Home Stay untuk disewakan kepada pendatang, bisa mempergunakan lahannya dengan buat parkir atau membuat kulineran khas Batak tapi jangan sewanya sangat diluar nalar.

Beberapa pemilik parkir dan Home stayberdalih bahwa kegiatan seperti ini cuma sekali dalam setahun dan berlangsung sangat singkat yaitu hanya tiga hari, sehingga mereka para pemilik lahan tersebut beranggapan tarif parkir dan penginapan yang sangat mahal itu merupakan hal yang wajar.

Hal ini menjadi catatan, hendaknya warga lokal agar jangan membuat tarif parkir yang mencekik leher, berikan lah tarif parkir yang wajar kepada pengunjung. Selain itu Pemkab Toba dan kepolisian harusnts tanggap terhadap hal hal seperti ini. Hendaknya warga lokal harus diberikan pemahaman soal parkir agar tidak timbul hal negatif antar warga lokal dan wisatawan.

BERIKAN RUANG UNTUK JURNALIS

Sedangkan bagi wartawan/Jurnalis yang meliput event ini yang memiliki dana terbatas, pemerintah tidak memberikan bantuan maupun akomodasi selama berlangsungnya event dan hanya memberikan makan siang, setelah even selesai hanya diberikan cendramata bagi jurnalis yang meliput.

Dalam peliputan juga ada perbedaan, malah peliputan dari timnya Gubernur lebih diberi akses, sedang wartawan online terlalu dibatasi akses untuk meliput, salah satunya wartawan dilarang untuk foto dan wawancara kepada tamu undangan.

Pada hal media online kecepatan pemberitaannya dan pembacanya pada saat ini makin berkembang dibandingkan dengan yang lain.

Sebagai contoh, sewaktu terjadi kecelakaan dalam balapan tersebut, wartawan dilarang mengambil gambar kecelakaan tersebut. Tentu hal ini sangat memalukan bagi kalangan jurnalis dan terasa janggal, masa untuk membuat dokumen harus dibatasi. Tentu hal seperti ini sangat mengecewakan bagi jurnalis.

Kedepannya hal seperti ini jangan terulang lagi, harus diberikan pemahaman kepada panitia untuk menghormati undang undang pers No.40 Tahun 1999 tentang jurnalistik.

Perlakuan yang tidak adil dari panitia jadi presesen buruk, kenapa wartawan yang melakukan peliputan aksesnya untuk mencari sumber berita harus dibatasi sedangkan pihak lain yang mengaku humas dan bukan wartawan lebih diberikan akses.

Satu lagi menjadi catatan penting, wartawan dari Provinsi Sumatera Utara yang datang meliput seakan dibiarkan oleh Kominfo Sumut, berbeda dengan wartawan lokal dari Balige , mereka dibantu oleh Kominfo Balige secara finansial walupun jumlahnya sedikit tapi bermanfaat.

Hal seperti ini sudah berlangsung selama dua kali pelaksanaan event yang diikuti media ini dari Tahun 2024 dan tahun 2025. Tentu wartawan yang punya budget yang tipis dari redaksi masing masing dalam peliputan harus bijak dalam pengeluaran rutin sehari hari selama peliputan.

Hal ini sebetulnya bisa disikapi oleh wartawan yang ikut yang budgetnya tipis tersebut dengan membuat kerja sama dengan sponsor, tapi hal ini bisa dilakukan apabila ada waktu bagi media untuk mencari iklan kerjasama dengan dunia usaha, sehingga budget untuk meliput bagi wartawan dapat tertutupi.

Waktu yang singkat bagi media untuk verifikasi dari panitia yang hanya beberapa hari saja, tentu menjadi salah satu kendala bagi media untuk mencari sponsor.

PANITIA HARUS LEBIH PEDULI

Mudah mudahan kedepannya panitia dalam pelaksanaan ferivikasi media, memberikan waktu kurang lebih satu bulan setelah ferivikasi medianya sebelum pelaksanaan kegiatan, agar bisa mencari sponsor dalam menunjang kegiatan ini.

Diharapkan Tahun depan 2026, pemerintah harus peduli, karena penyebaran informasi oleh wartawan/jurnalis sangat membantu tercapainya informasi yang positif atas terselenggaranya kegiatan ini. Apalagi event ini adalah event oleh raga tingkat internasional dengan pemberitaan yang positif yang bisa mendongkrak sektor pariwisata di Indonesian terutama di Sumut untuk lebih banyak lagi kedatangan wisatawan mancanegara.

Untuk kedepannya diharapkan bantuan dari Kominfo dan pemerintah provinsi Sumatera Utara kepada wartawan yang meliput, agar hubungan timbal balik yang baik antara media sebagai pemberi informasi dan pihak Pemerintah seperti Diskominfo dan Dinas pariwisata serta pemangku kepentingan lainnya bisa saling support untuk membantu dalam peliputan kegiatan besar ini.

Panitia jangan tertutup dalam memberikan informasi kepada wartawan dalam setiap pelaksanaan. Jangan dengan hanya pemberian cendramata berupa Kaus,Topi dan Tumbler kepada wartawan, mereka anggap permasalahan selesai. Hendaknya harus selalu mensuport wartawan tanpa membeda-bedakan dari media mana wartawan berasal.

Karena bukan hanya media konvensional yang selalu memberikan informasi, tetapi bahkan media lokal juga memberitakan hal hal positif yang terjadi dimasyarakat lokal untuk disampaikan oleh media lokal dan konvensional ini untuk disajikan kepada pembaca setianya masing masing.

Semogabkedepan tidak terjadi lagi Gap antar media tetapi satukanlah mereka sebagai sesama media, karena sekarang ini bisa diakses siapa saja dan dimana saja.

Sedangkan bagi masyarakat lokal siapapun yang menjadi juara dalam kegiatan ini mereka tidak peduli, yang penting bagi mereka ada hiburan yang dinikmati dan ada keuntungan finansial yang mereka dapat selama berlangsungnya kegiatan ini.

(Ronald Sihombing)

Catatan ini telah terbit di media Intelpost (cetak) dan media online lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *