LABUHANBATU — Terminal Padang Bulan, Rantau Utara, kini tak lagi tampak seperti rerimbunan yang lama dibiarkan. Rumput tinggi yang dulu menutupi pandangan kini sudah diratakan, semak belukar dibersihkan, dan area yang dulu kumuh berubah menjadi ruang terbuka yang sedap dipandang.
Pemandangan itu disambut gembira oleh masyarakat sekitar. Salah satunya datang dari pemerhati muda Labuhanbatu, Amin Wahyudi Harahap, yang mengunggah rasa syukurnya di media sosial.
“Alhamdulillah, eks Terminal Padang Bulan sudah bersih dari semak belukar. Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Hj. Maya Hasmita, Camat Rantau Utara, Lurah Padang Bulan, Dinas terkait, serta Kepling dan seluruh yang terlibat dalam pembersihan area tersebut. Mantap!” tulisnya dengan semangat, Senin (6/10/25).
Unggahan itu cepat menyebar. Banyak warganet ikut berkomentar senada. Ada yang mengucap terima kasih, ada pula yang berharap agar kawasan terminal itu bisa dikelola lebih baik ke depan.
Terminal Padang Bulan sudah lama tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sejak aktivitas transportasi berpindah ke lokasi lain, kawasan itu perlahan ditinggalkan. Rumput dan semak tumbuh lebat, bahkan menjadi tempat bersarang hewan liar. Pada malam hari, area itu gelap gulita dan sering dijadikan lokasi berisiko.
Namun sejak awal Oktober, wajah terminal mulai berubah. Pemerintah Kecamatan Rantau Utara bersama Kelurahan Padang Bulan dan Dinas terkait menggerakkan pembersihan massal. Alat berat diturunkan, beberapa petugas memotong ilalang, dan warga sekitar turut bergotong royong.
Tujuannya sederhana, agar tempat ini kembali nyaman dan tidak jadi sarang penyakit atau tempat yang menakutkan.
Perubahan di eks Terminal Padang Bulan tak lepas dari dorongan Bupati Labuhanbatu, Hj. Maya Hasmita. Ia dikenal cukup aktif memantau kondisi lingkungan kota.
Di beberapa kesempatan, Maya menekankan pentingnya menciptakan ruang publik yang bersih, aman, dan terang agar warga bisa beraktivitas dengan nyaman.
Langkah ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten dalam memperbaiki tata kota, termasuk menghidupkan kembali ruang publik yang lama terbengkalai. Terminal Padang Bulan menjadi salah satu contoh nyata dari kerja cepat lintas instansi—dari pemerintah kabupaten hingga tingkat kelurahan.
Bagi warga sekitar, kebersihan terminal bukan sekadar soal estetika. Kawasan itu dulunya menjadi bagian dari denyut ekonomi lokal. Banyak warga menggantungkan hidup dari aktivitas di sekitar terminal: pedagang kecil, tukang tambal ban, hingga sopir angkutan.
Meski belum diketahui pasti bagaimana fungsi baru kawasan eks terminal itu ke depan, kebersihan yang kini tercipta menjadi simbol kecil dari perubahan. Masyarakat melihat ada kemauan pemerintah untuk turun langsung menata ruang publik.
Kawasan yang dulunya gelap dan sunyi kini perlahan hidup kembali. Anak-anak dapat kembali berlarian di sore hari dengan rasa nyaman, pedagang kaki lima kembali menggelar dagangan, dan jalan di sekitar terminal tak lagi menakutkan.
Terminal Padang Bulan memang belum sepenuhnya “hidup” kembali, tapi pembersihan itu memberi sinyal penting bahwa perubahan besar selalu berawal dari hal kecil, dari sapuan pertama yang membersihkan semak di tepi jalan.
Laporan: Aiman Ambarita.















