Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaBerita UtamaDaerah

Keluarga SW Keluarkan Pernyataan Resmi, Minta Publik Lebih Bijak Menyikapi Polemik dan Informasi Keliru di Media Sosial

241
×

Keluarga SW Keluarkan Pernyataan Resmi, Minta Publik Lebih Bijak Menyikapi Polemik dan Informasi Keliru di Media Sosial

Sebarkan artikel ini

Foto: Aliandoboang Manalu, SH, MH.

 

MEDAN – Polemik mengenai SW yang dalam beberapa hari terakhir menjadi perbincangan hangat di media sosial akhirnya mendapat tanggapan resmi dari pihak keluarga. 

Setelah serangkaian tuduhan, komentar warganet, hingga pemberitaan yang dinilai tidak akurat, keluarga besar SW memutuskan menyampaikan klarifikasi melalui kuasa hukum mereka, Aliandoboang Manalu, SH, MH.

Pernyataan sikap tersebut dibacakan sekaligus dirilis kepada publik sebagai bentuk respons atas informasi liar yang beredar tanpa verifikasi.

Orangtua SW, Leonard menegaskan bahwa mereka merasa perlu angkat suara demi meluruskan berbagai persepsi yang terlanjur berkembang di masyarakat.

Menurutnya dalam beberapa pekan terakhir, media sosial dipenuhi narasi, asumsi, dan opini sepihak yang langsung mengarah pada penghakiman terhadap SW.

Hal ini dinilai tidak hanya keliru, tetapi juga mengabaikan prinsip dasar keadilan yang menempatkan pengadilan sebagai satu-satunya forum pembuktian.

“Kami sangat menyayangkan berita hoaks, pernyataan sikap, maupun keterangan yang tidak berdasarkan bukti dari netizen yang telah memvonis anak kami bersalah tanpa ada persidangan di pengadilan. Pengadilanlah tempat menguji seluruh dalil dan bukti agar tercapai keadilan,” ujar Leonard dalam pernyataannya, Kamis (20/11/25).

Leonard menilai bahwa risikonya bukan sekadar salah informasi, tetapi juga dapat menimbulkan persepsi keliru yang sulit dipulihkan meskipun nantinya hasil proses hukum menunjukkan sebaliknya.

Selain menyasar SW, dampak polemik itu turut dirasakan keluarga inti. Leonard mengungkapkan bahwa tuduhan dan opini negatif yang tersebar luas telah menimbulkan tekanan mental bagi seluruh anggota keluarga, terutama karena SW memiliki latar pendidikan dan karakter yang selama ini jauh dari gambaran buruk yang disebarkan.

“Telah terjadi pembunuhan karakter terhadap anak kami serta kami sebagai orangtua. Pendidikan moral yang kami tanamkan sejak dini hingga ia menyelesaikan pendidikan dokter hancur seketika akibat pemberitaan yang tidak bertanggung jawab,” jelas Leonard.

Ia menyebut, meski banyak yang tidak melihat langsung, tekanan sosial yang muncul membuat mereka enggan keluar rumah. Aktivitas sederhana pun menjadi beban karena khawatir mendapat stigma atau tatapan curiga dari masyarakat.

Beberapa kerabat bahkan mengaku ikut terdampak, lantaran namanya dikaitkan dengan rumor yang beredar luas. Situasi ini dinilai keluarga sangat tidak adil, terlebih karena seluruh narasi berkembang sebelum SW mendapat kesempatan membela diri di hadapan hukum.

Dalam pernyataannya, Leonard mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital.

Ia mengatakan, munculnya tuduhan sepihak tanpa pemahaman konteks tidak hanya merugikan pihak yang dituduh, tetapi juga mengancam kepercayaan publik terhadap informasi.

“Kami ingin mengingatkan masyarakat luas untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Apa yang kami alami dapat menimpa siapa pun ke depannya,” tulis keluarga dalam dokumen yang sama.

Selanjutnya ia mengingatkan bahwa setiap unggahan atau komentar yang terlihat sepele dapat berdampak besar pada kehidupan seseorang, terutama bila informasi itu belum terbukti.

Namun, meski merasa dirugikan, pihak keluarga besar SW tetap menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang barangkali merasa tidak nyaman dengan dinamika yang muncul.

“Kami memohon maaf dari lubuk hati paling dalam atas segala hal yang timbul atas kasus anak kami,” ujar Leonard dalam pernyataan itu.

Keluarga mengaku memahami bahwa polemik yang berkembang telah menimbulkan kegaduhan dan perdebatan di ruang publik. Namun, mereka berharap agar masyarakat tidak terjebak dalam sikap saling menyalahkan dan tetap mengedepankan fakta.

Di akhir pernyataan sikapnya, pihak keluarga menegaskan komitmen mereka menghormati seluruh proses hukum yang berlaku. Mereka meminta semua pihak menahan diri dari membentuk opini sebelum fakta-fakta diuji di persidangan.

Laporan: Aiman Ambariga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *