Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaBerita UtamaDaerah

Dari 7 sekarang 11 Ekor, Isu Tak Berdasar Disebarkan Oknum Wartawan ke Desa

66
×

Dari 7 sekarang 11 Ekor, Isu Tak Berdasar Disebarkan Oknum Wartawan ke Desa

Sebarkan artikel ini

LABUHANBATU – Program ketahanan pangan Pemerintahan Desa S-5 Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, kembali mencuri perhatian setelah hewan ternak yang dibeli menggunakan Dana Desa 2024 dilaporkan berkembang biak dengan baik.

Pada 2024, Desa S-5 mengalokasikan Rp84 juta untuk pembelian 7 ekor lembu calon induk. Namun di tengah perjalanan program, muncul isu yang menuding Kepala Desa S-5 menyelewengkan anggaran.

Menindaklanjuti informasi tersebut, tim media bersama tim Mitra Pers (MP) turun langsung ke Desa S-5. Hasil pengecekan di lapangan memperlihatkan 7 ekor lembu benar adanya, bahkan 4 induk sudah melahirkan, sehingga total ternak kini bertambah menjadi 11 ekor.

Warga yang ditemui turut meminta agar isu tak berdasar tidak lagi disebarkan.

“Janganlah buat berita yang nggak benar. Semua anggaran yang dimusyawarahkan sudah dikerjakan. Kalau mau lihat, biar kami tunjukkan,” ujar seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, Senin (21/11/25).

Warga lainnya, seorang ibu rumah tangga, mengaku puas dengan berbagai program desa yang dirasakan langsung manfaatnya.

“Bantuan bibit ikan lele kami dapat, pakannya juga disediakan sampai masa panen. Kami tinggal siapkan kolam,” ujarnya.

Selain sektor pangan, warga menyebut berbagai pelatihan keterampilan juga digulirkan pemerintah desa. Mulai dari pelatihan anyaman lidi, pelatihan komputer dasar untuk anak-anak, hingga pelatihan memasak.

“Banyak sekali pelatihan yang dibuat. Kami jadi bisa menganyam, anak-anak bisa komputer. Semua sangat membantu,” imbuhnya.

Warga pun berharap media lebih berhati-hati mengangkat isu yang belum terverifikasi.

“Kalau belum tahu kebenarannya, jangan diviralkan. Dibilang kepala desa kami selewengkan dana desa, padahal ternak saja dari 7 jadi 11 ekor. Tak usah ditulis nama saya nanti saya terkenal,” ujarnya.

Di sisi lain, Pimpinan Redaksi Sepindonesia, Aturen Tarigan, menegaskan pentingnya profesionalisme jurnalis dalam menyikapi setiap informasi.

“Wartawan harus menyajikan berita faktual, akurat, berimbang, dan bertanggung jawab. Setiap informasi wajib diuji kebenarannya agar tidak menjadi fitnah yang merugikan pihak lain,” jelasnya.

Ia menambahkan, profesi wartawan tidak boleh disalahgunakan untuk menakuti atau menghakimi seseorang demi keuntungan pribadi.

“Kalau media sering membuat berita bohong, cepat atau lambat publik akan kehilangan kepercayaan. Karena itu mari kita bekerja profesional dan patuh pada kode etik,” tutup Aturen Tarigan.

 

Laporan: Aiman Ambarita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *