Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaNasionalPeristiwaTerbaru

Kholid Migdar, Pahlawan bagi Nelayan, Menolak Korporasi Pemagaran Laut Tangerang, Banten

535
×

Kholid Migdar, Pahlawan bagi Nelayan, Menolak Korporasi Pemagaran Laut Tangerang, Banten

Sebarkan artikel ini
Foto- Kholid Migdar, anti pemagaran Laut Banten.(Dok.Ist)

 

 

Sumut//relasipublik.com– Akhir akhir ini kita tersentak mendengar adanya seorang nelayan tradisional yang bernama Kholid Migdar yang menolak pemagaran Laut disekitar kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Penolakan nelayan tersebut yang lantang saat diundang dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang di tayangkan TV One yang dipandu jurnalis kawakan Karni Ilyas. Kholid menyuarakan kemarahan terhadap Korporasi yang semena mena terhadap pemasangan bambu dipantai mereka yang sudah berjalan selama 7 (tujuh) bulan dan sudah dipatok sekitar tiga puluh kilometer.

Kholid berkata akan terus melawan korporasi yang dipimpin salah seorang pengusaha untuk mematok laut mereka yang menyusahkan para nelayan, kalau negara tidak mampu untuk berperan. Akhirnya saat pemerintahan Presiden Prabowo Januari 2025 patok tersebut dicabut yang menyebabkan eforia bagi kalangan nelayan.

Pencabutan patok/pagar bambu dilakukan secara bersama sama dengan aparat TNI angkatan Laut, Bakamla dan para nelayan.

Eforia tersebut bukan hanya pencabutan patok bambu dilaut Tangerang, tapi juga perlambang masyarakat nelayan bisa melawan hegemoni dari korporasi yang biasanya tidak pernah kalah berhadapan dengan nelayan kecil tradisional.

Seperti diketahui banyak pihak yang mengatakan bahwa patok bambu dilakukan oleh masyarakat secara swadaya. Hal ini juga dikatakan oleh Abu Janda dalam salah satu tayangan videonya yang menyebabkan banyaknya kritikan terhadap nya, pada hal selama ini Abu Janda dikenal sebagai salah satu orang yang sering menyuarakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Tapi hal ini ditentang keras oleh Kholid Migdar, dia mengatakan tidak mungkin masyarakat bisa memasang bambu hingga 30 Km dengan cara swadaya. Dia juga mengatakan bahwa pernah ditelepon oleh seseorang dari nomor yang tidak dikenal untuk tidak ikut urusan patok bambu tersebut.

Perjuangan Kholid akhirnya tercapai, patok bambu yang sempat tertanam akhirnya bisa dicabut. Masyarakat juga akhirnya melihat bahwa pemerintahan Prabowo sudah cenderung melihat keresahan yang terjadi dikalangan rakyat kecil atau rakyat jelata.

Semoga Perjuangan Kholid Migdar yang dianggap pahlawan bagi rakyat kecil yang menantang hegemoni kesewenangan korporasi bisa diikuti oleh masyarakat lainnya dibanyak daerah, dan sebagai pemicu ditegakkkannya hukum di Indonesia tercinta.(Ronald Sihombing)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *