Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Opini

Pemilu Bukan Mengundang Covid, Hindari Kerumunan!!

228
×

Pemilu Bukan Mengundang Covid, Hindari Kerumunan!!

Sebarkan artikel ini

Oleh: Aiman Ambarita

LABUHANBATU – Meski di tengah Pandemi melanda negeri ini, ribuan simpatisan tak hentikan sorak girang hantarkan calon pemimpinnya mendaftar ke KPU. Sungguhlah miris.

Masih ingatkah kita, ramai berbincang karena sekolah dihentikan dan memilih belajar di rumah. Bahkan emak-emak sempat viral keluhkan nasib anaknya tak kunjung mendapat pendidikan selayaknya.

Namun pemerintah tetap melanjutkan sistem belajar daring.

Suasana lain, para orang tua mengeluh karena tak memiliki android. Ditambah lagi harus merogoh kantong untuk kuota data.

Begitu pula seorang ayah nekat mencuri handphone agar anaknya bisa mendapat pendidikan dengan baik. Tapi Pemerintah tak bergeming, bersikukuh musibah segera berlalu ketika jauhi kerumunan dan dengan pola hidup bersih.

Atau sudah lupakah kegiatan ibadah sempat dibatasi mencegah meluasnya si Covid.

Hari ini aku tercengang ketika membaca sebuah artikel tentang calon pemimpin bersama para pendukungnya di kepung Virus mematikan.

Salah aku atau memang Anda yang benar?

Sudahlah tak perlu memberi alasan, Anda orang hebat memiliki power yang didengar para simpatisan.

Semestinya memberi batas jumlah pendukung yang ikut hantarkan ke Gedung KPU. Ini masih tahapan awal kesehatan menjadi taruhan.

Bagaimana nanti jika menerima amanah. Apakah dengan segudang alasan juga abaikan kehidupan warga.

Boleh saja gunakan beragam tafsiran tentang virus Covid, tapi harus diingat ketika terpapar dipastikan warga akan diisolasi. Mungkin juga kan menjadi korban selanjutnya.

Lihatlah ke atas, Pemerintah terus memberikan semangat melawan virus dengan gelontorkan segunung dana. Tapi mengapa di sini terlihat berikan wadah tuk virus berkembang.

Ini bukan untuk di Labura saja, sama halnya di tempat-tempat lain. PAK BUK covid tidak cukup dengan memakai masker.

Atau sepakat saja kita tolak anjuran protokol kesehatan dan lakoni hidup seperti biasa.

Kali ini harus menjadi perhatian bersama khususnya bagi panitia penyelenggara pemilu dan calon-calon pemimpin hebat kami.

PAK BUK, sehebat apa pun usaha Anda, sekuat apa pun dipertontonkan, di penghujung semua terjadi atas ridho-Nya.

Jadi utamakanlah mereka-mereka yang mencintaimu. Jaga kesehatannya, jaga kehidupannya, jagalah ketenteramannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *