KARO — Jagat media sosial baru-baru ini diramaikan oleh unggahan seorang nasabah yang mengaku kehilangan saldo rekening di Bank BRI hingga mencapai Rp200 juta.
Unggahan tersebut sontak menuai banyak komentar lucu hingga sindiran pedas terhadap pelayanan bank pelat merah itu.
Namun, kabar terbaru menyebutkan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan. Sore tadi, pihak Bank BRI Kantor Cabang Pembantu Lau Baleng dikabarkan telah mengembalikan saldo nasabah yang sempat hilang.
“Saldo sudah kembali. Entah permainan oknum atau ada hal lain, yang jelas semua transaksi digital pasti punya jejak. Bukti transfer, debit, maupun transaksi lainnya tidak akan hilang begitu saja. Ada juga peran OJK di situ,” ujar seorang praktisi hukum, Aliandoboang Manalu, menanggapi isu tersebut, Kamis (13/11/25).
Ia menambahkan, kasus seperti ini sebenarnya bisa terjadi di semua bank. “Bedakan antara kelalaian sistem dengan aksi penipuan digital atau scamming. Kalau kita klik tautan mencurigakan dari pesan atau paket palsu, itu bukan salah bank, tapi kelalaian pengguna,” jelasnya.
Menanggapi seruan warganet agar berpindah bank, Aliando menilai hal itu tidak realistis.
“Katanya mau pindah bank karena takut saldo hilang. Lalu mau pindah ke mana? Di Pakpak Bharat misalnya, ada BCA, CIMB Niaga, atau Permata? Kan nggak ada,” ujarnya.
Aliando juga mengingatkan bahwa layanan digital seperti BRImo masih menjadi yang paling mudah diakses hingga pelosok desa. “Transaksi lewat BRImo sudah menjangkau banyak daerah. Mau bayar Facebook Pro saja bisa lewat BRImo. Jangan terlalu paniklah,” ujarnya.
Ia juga menyinggung fenomena lucu di masyarakat. “Selama suami nggak tahu PIN BRImo-mu, aman itu saldo,” kata Aliando.
Meski sempat ramai, ia tetap mengajak masyarakat untuk berpikir positif. “Saya percaya masalah ini sudah ditangani secara profesional. Selama tidak ada bukti kuat bahwa ini permainan oknum, kita tetap harus melihat sisi baiknya,” pungkasnya.
Sebagai catatan, Aliando menyoroti bahwa di beberapa daerah seperti Salak dan Sidikalang, bank swasta besar memang belum hadir secara merata.
“Cuma di Siantar baru lengkap cabang-cabangnya. Jadi, mau nggak mau, BRI masih jadi andalan masyarakat desa dan kota kecil,” tutupnya.
Laporan: Aiman Ambarita.















