Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Terbaru

SP-Bun 1KAN Pantau Program Kerja dan Serap Aspirasi dari Lapangan

1146
×

SP-Bun 1KAN Pantau Program Kerja dan Serap Aspirasi dari Lapangan

Sebarkan artikel ini

LABUHANBATU — Ketua Serikat Pekerja Perkebunan (SP-Bun) PTPN IV Regional 1, 1KAN, Rikki Setiadi, kembali turun ke lapangan menemui para pekerja, Selasa (14/10/2025) pagi.

Bersama timnya, Rikki mendengarkan langsung aspirasi karyawan terkait keberlangsungan perusahaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan bagi pekerja.

“Agenda hari ini kita memantau program kerja perusahaan yang bertujuan untuk peningkatan produksi dan efektivitas bagi kesejahteraan karyawan,” ujar Rikki di Afd 1, 1KAN.

Ia menegaskan, SP-Bun mendukung penuh program perusahaan selama berdampak positif bagi pekerja. Namun, bila ada kebijakan yang dinilai kurang efektif, pihaknya akan mendorong evaluasi bersama untuk mencari solusi terbaik.

Dalam kesempatan itu, Rikki juga menyampaikan perkembangan terbaru mengenai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang saat ini masih dalam tahap pembahasan.

“PKB kita sedang digodok. Intinya tidak ada pengurangan hak, malah sebisa mungkin nilainya akan bertambah,” katanya.

Selain itu, Rikki turut menjelaskan sejumlah perubahan program perusahaan, termasuk soal Masa Bebas Tugas (MBT). Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga suasana kerja yang kondusif di lingkungan kebun.

“Jaga komunikasi yang baik dengan rekan kerja, mandor dan kepada pimpinan. Kalau ingin ambil hal cuti, silakan segera disampaikan. Tapi usahakan, dimohonkan paling lambat tiga hari sebelum tanggal cuti diambil, sehingga nanti mandor bisa menyesuaikan rencana kerja. Terkecuali ada hal mendesak yang tak terhindarkan (mengalami musibah, kemalangan Dll),” pesannya.

Dalam pertemuan singkat tersebut, sejumlah pekerja menyampaikan berbagai kendala di lapangan, terutama terkait upaya meningkatkan produktivitas panen.

Menurut para pekerja, tidak semua tenaga baru memiliki kemampuan yang sama dalam memanen buah sawit. Situasi ini terjadi setelah adanya pergeseran tenaga kerja dari penyadap karet ke sektor kelapa sawit.

“Kerjaan ini bisa dikerjakan asal ada kemauan. Tapi banyak pekerja baru (mutasi) yang belum mahir manen jadi kami yang lama harus bantu gendong mereka,” ujar salah satu karyawan.

Rikki menegaskan, aspirasi tersebut akan menjadi bahan evaluasi bersama perusahaan demi terciptanya keseimbangan antara target produksi dan kesejahteraan pekerja.

Laporan: Aiman Ambarita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *