Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita UtamaDaerahKabupaten SamosirNasionalTerbaru

Wagub Rajekshah Sebut Festival Mardoton Sebagai Magnet Pengunjung

26
×

Wagub Rajekshah Sebut Festival Mardoton Sebagai Magnet Pengunjung

Sebarkan artikel ini

SAMOSIR, Relasipublik — Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah bersama Wakil Ketua I TP PKK Sumut Sri Ayu Mihari menghadiri Festival Mardoton di Desa Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir, Sabtu (13/3).

Kehadiran Wagub dan rombongan ini pun disambut tari-tarian dan diulosi oleh Panitia Festival Mardoton.

Gagasan para pemuda untuk mempromosikan kebudayaan dan keindahan Danau Toba dari sisi Pulau Samosir yang dilaksanakan mendapat apresiasi dari Musa Rajekshah. Wagub menyebut Magnetnya para wisatawan.

“Kita sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, artinya ada kegiatan yang mengundang orang dari luar Pulau Samosir untuk menyaksikan festival kebudayaan, terkhusus dari Pulau Samosir,” ujar Wagub, usai menyaksikan berbagai pertunjukan Festival Mardoton.

Festival seperti ini, menurut Wagub, merupakan magnet bagi para pengunjung untuk datang ke Samosir. Apalagi festival kebudayaan ini sudah dari dahulu ada dan sekarang kembali dikembangkan, yaitu tradisi bagaimana cara menangkap ikan secara tradisional.

Wagub juga menyampaikan tentang pentingnya sejarah kebudayaan yang harus terus digaungkan. Sehingga menjadi edukasi bagi anak-anak dan generasi muda saat ini.

Diharapkan, dengan festival ini, anak-anak beroleh edukasi dan pemahaman tentang tradisi dan budaya masyarakat zaman dahulu. Sehingga tidak hilang dengan berjalannya waktu.

“Kita harapkan seluruh daerah di Sumatera Utara juga mengembangkan potensi kebudayaannya masing-masing, sehingga menambah daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari luar Sumut,” harap Wagub.

Febry Tua Siallagan dari Komunitas Anak Tao, menyampaikan, festival ini fokus pada edukasi melalui beberapa rangkaian kegiatan.

Antara lain, Focus Group Discussion (FGD), pembentukan Komunitas Pardoton, perlombaan Manopong Doton, edukasi ekosistem Danau Toba dan pameran kuliner.

“Selain itu ada juga penaburan 20.000 benih ikan mujair dan 200 benih ikan endemik Danau Toba. Lomba menghias solu (perahu), pameran kuliner ikan Danau Toba dan pemutaran film semi dokumenter “Ahu Pardoton” serta penanaman 100 bibit pohon,” ungkapnya.

Dijelaskan juga, Festival Mardoton kali ini, tepatnya jatuh pada Bulan Sipaha Sada (bulan pertama) pada Penanggalan Kalender Batak. Festival ini digelar di sepanjang bibir Pantai Tuktuk dan sekitarnya.

Pada kesempatan itu, Oppu Disnan Sigiro yang merupakan sesepuh di Desa Tuktuk Siadong, juga menuturkan tentang Mardoton.

Menurutnya, Mardoton merupakan cara menangkap ikan yang dilakukan sejak puluhan tahun lalu oleh para leluhur di kawasan Danau Toba.

Pada mulanya, Mardoton menggunakan bubu, kemudian berkembang dan masyarakat mulai akrab menggunakan doton (jaring) berbahan kain yang dirajut menjadi mata jaring berbagai ukuran.

Festival ini juga dilakukan serangkaian kegiatan menurunkan perahu ke Danau Toba, sebelum dipakai menangkap ikan atau Mandaram.

“Ada prosesi tertentu agar membawa keberuntungan pada pengguna. Membuat sesajian dari tepung beras untuk media doa kepada Tuhan Sang Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut. Saneang Naga Laut, menurut orang Batak sebagai Dewi Air yang diwakilkan perwakilan Tuhan sebagai pemberi berkat yang berkuasa di Air,” ujar Oppu Disnan Sigiro di hadapan Wagub dan rombongan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *