Teks Foto: Ilustrasi
LABUHANBATU, Relasipublik — Pemberitaan media terkait keberhasilan jajaran Polres Labuhanbatu mengungkap jaringan atau penyalahguna narkotika santer terdengar. Bahkan nyaris mendominasi sajian informasi di grup media sosial Labuhanbatu.
Bak mencari kutu bersangkar di kepala. Semangkin banyak perkembangbiakan, maka si kutu akan gampang ditemukan. Optimis pemberantasan Narkotika secara masif yang dilakukan Polri Labuhanbatu patut diapresiasi.
Permasalahannya, menurut data saat ini bagaimana grafik penyebaran pasar haram narkoba Labuhanbatu. Menurun atau menanjak korban salah guna narkotika tiap bulannya?
Atau
Menurut Anda (Warga Labuhanbatu Raya) dari pengamatan di sekitar lingkungan masing-masing. Makin meningkat atau menurun kasus pemakai Narkoba.
Atau
Makin mudah atau sulit menemukan Narkoba di konsumsi masyarakat.
Sebagian orang menyebut menghilangkan narkoba bukan sekedar tangkap “Kelas Teri” alias “Kurir Kecil” atau “Pengguna dengan BB ukuran gram”.
Sudah saatnya temukan siapa sebenarnya toke besar NARKOTIKA Labuhanbatu.
Namun begitu, berantas Narkoba bukan hanya tugas Pihak Kepolisian semata. Tokoh-tokoh masyarakat, Tokoh Adat, Pemuka Agama harus bergandengan tangan dengan Polri.
Karena Narkoba bukan cuma merusak masa depan, di baliknya, semua itu bagian dari bisnis menguntungkan cepat kaya. Hem … Rasanya semua sudah pada tahu itu tentunya.
Ketika orang kesulitan mencari pekerjaan, bisnis narkoba bisa dijadikan peluang merekrut kurir-kurir baru. Berlanjut seterusnya hingga lagi-lagi muncul judul pemberitaan “Polisi Berhasil Tangkap …. ”
Kemudian gelar konferensi pers pengungkapan hitungan bulan atau tahun padahal mangkin surut atau pasang bisnis narkoba tidak muncul ke permukaan.
Semoga para penggiat anti narkotika lebih greget tampilkan kegagahan penolakan racun masa depan anak bangsa.
Saat ini data korban, pelaku, data perkembangan kasus di masyarakat, pencegahan dan banyak program lainnya harus jelas terpampang sebagai bukti nyata organisasi atau gerakan lawan Narkotika ada di Labuhanbatu.
Jangan sampai kami warga menganggap pembentukan kelompok anti Narkotika hanya kumpulan parasit pencuri kesempatan. Karena Narkoba Anda jadi ketua, Narkoba pula bentuk organisasi berharap dana Hibah.
Kami para penulis hanya bisa menulis, kami penggiat media sosial hanya bisa sosialisasikan melalui media.
Akhir kata kami rindu sosialisasi, bukan sekedar tangkap. Pencegahan mungkin itu kata yang tepat.
Yuk kita ganti, Berhasil Tangkap Narkoba dengan Sosialisasikan Anti Narkoba sampai ke tingkat Rukun Tetangga. Itu kalau mau.
Penulis: Aiman Ambarita.
