SIMALUNGUN, Relasipublik – Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang fungsinya agar pejalan kaki tak perlu berjalan di jalur kendaraan bermotor yang notabene berbahaya.
Hak pejalan kaki untuk menggunakan fasilitas trotoar yang disediakan Pemerintah harus tersita kembali, dengan prilaku dan kepentingan beberapa oknum.
Padahal seperti dikatakan Iyan Sihite Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Simalungun ini. Ia mengatakan aturan sudah jelas bahwa dilarang parkir ditrotoar untuk kendaraan. Dirinya menduga kejadian itu adalah kepentingan segelintir oknum yang memanfaatkan trotoar sebagai lahan parkir.
“Saya heran, ini trotoar dikhususkan bagi pejalan kaki atau lahan parkir sepeda motor. Karena saya dan yang lainnya merasa terganggu dengan keadaan tersebut,” katanya Rabu (26/5).
Sebagai Mahasiswa dan juga warga siantar, ia ingin merasa aman dan nyaman saat para pengguna terotoar melintasi fasilitas yang diberikan perintah tersebut. Tapi bila kemudian fungsi trotoar sudah berubah, sehingga tidak memberikan fungsi sebenarnya, jelas hal itu merupakan tindakan pelanggaran yang harus segera disikapi.
“Kemarin saya dan kawan kawan dari Fakultas Hukum sudah melakukan investigasi mengenai pelanggaran ini,” ujar Iyan Sihite kepada Jurnalis.
Ia membeberkan beberapa hasil investigasinya mengenai pemilik lahan parkir dibadan trotoar tersebut.
“Sesuai investigasi saya dan kawan kawan dilapangan, ada pihak ketiga inisialnya M yang mengolah perparkiran yang berada dibadan trotoar,” ucapnya dengan wajah geram.
Ia juga akan menyurati para dinas yang terlibat pada problem tersebut.
“Saya yakin para anggota dewan kita peduli terhadap permasalah dan pelanggaran ini. Saya dan kawan kawan akan melayangkan surat kepada dinas terkait agar hak pejalan kaki kembali lagi,” pungkasnya. (Soe)
