Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita UtamaDaerahKabupaten Tapanuli UtaraNasionalPariwisataTerbaru

Welvin, Bayi Terbawa Terbang Puting Beliung Menginjak Usia Dewasa

55
×

Welvin, Bayi Terbawa Terbang Puting Beliung Menginjak Usia Dewasa

Sebarkan artikel ini

Teks Foto: Welvin Jecklin Hutabarat bersama Ibunya

TAPUT, Relasipublik — Kisah bayi terbang terbawa angin puting beliung sempat hebohkan warga Lumban Maradang, Huta Toruan IV, Desa Saitnihuta, Tarutung di pertengahan bulan Juli 2002 lalu. Kini Welvin menginjak usia 20 Tahun.

Mengingat peristiwa 19 tahun silam, pemilik nama lengkap Welvin Jecklin Hutabarat oleh rekan-rekannya pun dipanggil Topan. Nama yang mengisyaratkan peristiwa tersebut.

Kisah Welvin kecil sempat ditulis oleh jurnalis Media Mingguan Liputan Bona Pasogit, Jumpa Lumbantobing. Muatan berita pun menjadi perbincangan hangat kala itu.

Eks Pemred Media Mingguan Liputan Mingguan Bona Pasogit, Martua  Situmorang mengatakan, mengenang peristiwa aneh itu koran pemberitaan Welvin pun sengaja ia simpan, namun kondisinya lapuk termakan usia.

“Lama koran itu disimpan, tetapi karena sudah lapuk, koran itu mungkin sudah terbuang, sehingga koran yang menampilkan foto atap terbalik menyentuh tanah tidak bisa saya tampilkan lagi,” kata Martua, Rabu (10/3/2021).

Martua menyampaikan, Welvin merupakan anak ketiga dari enam bersaudara, Pasangan Pandimun Hutabarat dan Ibunya boru Lumbantobing.

Martua menuturkan, pada Salasa (9/3/2021) malam, ia sempat mengunjungi kediaman orang tua Welvin. Boru Lumbantobing (ibu) selanjutnya bercerita ihwal peristiwa yang membawa anaknya terbang ke angkasa.

Saat peristiwa puting beliung, Welvin berusia 9 bulan. Bermula, saat Welvin sakit dan mengalami panas tinggi. Kemudian orang tuanya membawa berobat ke tukang urut.

Selesai diurut, Welvin dibawa pulang ke rumah dan meninggalkannya di ayunan yang terkait pada balok kecil satu badan dengan atap.

Ibu Welvin selanjutnya menuju kamar mandi, sementara suaminya Pandimun Hutabarat bekerja di luar desa.

Tiba-tiba sekira pukul 11.00 WIB angin puting beliung berputar bagaikan angin Tornado “mengisap” atap rumahnya  berikut ayunan.

Boru Lumbantobing (Ibu) pun keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk sambil menahan kencangnya angin. Namun dia (Ibu, red) terpental ke kolam bebek didekat rumah.

Welvin yang saat itu berada di ayunan terbawa terbang angin puting beliung. Peristiwa itu juga disaksikan oleh warga setempat.

Puting beliung membawa Welvin cukup tinggi ke angkasa, bahkan sempat berputar-putar mengitari langit hingga sampai ke atas Gedung SMPN 3 Hutabarat (kurang lebih 500 meter dari rumah orang tua Welvin).

Sebagian warga sempat menduga bahwa yang terbang itu adalah Pasukan Terjun Payung, lantaran atap rumah terlihat kecil seperti parasut, sementara ayunan sarung yang tergantung terlihat seperti Penerjun.

Selang beberapa menit, atap rumah mendarat dalam posisi terbalik. Bubung atap ke tanah dan Welvin pun selamat dikarenakan ayunan menjadi terbalik posisi di atas, membuat Welvin tidak terbentur ke tanah.

“Kita bisa bayangkan, jika atap terhempas dan tidak terbalik, maka akan menjadi ajaib jika Welvin selamat,” ujar Martua.

Selanjutnya, sambung Martua, mengetahui hal itu, Ibu Welvin keluar dari kolam dan mengambil kain sarung karena handuk yang dipakainya terlepas diterbangkan angin puting beliung.

Tanpa berpikir panjang, Ibu Welvin berlari ke arah atap yang sudah terhempas ke darat.

Saat itu, kata Martua, boru Lumbantobing beranggapan anaknya sudah tewas.

Kemudian, ia bergegas membuka sarung ayunan dan melihat Welvin membuka matanya tersenyum menyambut pelukannya.

Sejak peristiwa itu, Welvin sembuh dan tidak pernah sakit.

Martua Situmorang mengatakan, saat bertemu di kediamannya, Welvin sudah tumbuh dewasa. Welvin Jecklin Hutabarat, ungkap Martua, saat ini ingin mengejar cita-citanya menjadi Polisi. (Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *