Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaPeristiwaSosial & BudayaSumateran UtaraTerbaru

HKBP Seputih Ressort Medan III, Sambut Tahun Okumene Inklusif Dan Parheheon R-NHKBP, Pesta Gotilon Dan Ulang Tahun Ke – 68 Adakan Kompetisi Tortor Modern Antar Weik

899
×

HKBP Seputih Ressort Medan III, Sambut Tahun Okumene Inklusif Dan Parheheon R-NHKBP, Pesta Gotilon Dan Ulang Tahun Ke – 68 Adakan Kompetisi Tortor Modern Antar Weik

Sebarkan artikel ini

Ket-.Foto bersama peserta Tortor dengan Parhalado HKBP Seiputih Ressort III  Medan, di Wisma Sopo Piniel Jalan Rantang lor.Gereja No.15 Medan, Minggu (15/9/2024) .Dok.Ronald Sihombing.

 

Medan //relasipublik.com-Dalam rangka memeriahkan dan menyambut Tahun Okumene Inklusif dan Parheheon Remaja-N HKBP, Pesta Gotilon dan ulang Tahun Ke – 68, HKBP Ressort Medan III Seiputih, Distrik X Medan Aceh, yang akan diadakan pada 13 Oktober 2024 yang akan datang. Untuk itu diadakan berbagai kegiatan kompetisi /perlombaan seperti Fashion Show, tarik Suara, Tortor Batak Modern dan berbagai kegiatan kesenian dan hiburan lainnya yang diikuti oleh Weik I hingga Weik IX.

Salah satu pertandingan yang menarik perhatian adalah Kompetisi tortor. Kompetisi atau perlombaan tortor ini diadakan di Kompleks HKBP tersebut di Wisma Piniel Jl.Rantang, Lor. Gereje No.15 Kelurahan Seputih tengah, Kecamatan Medan Petisah, Medan, Sumatera Utara yang dipertandingkan pada Minggu (15/9/2024) sekitar Pukul 14.00 WIB.

Walaupun acara ini sifatnya internal antar Weik dalam lingkungan Jemaat HKBP Ressort III Seiputih yang hanya memiliki 9 weik, tapi cukup meriah dan setiap kelompok Weik mampu mempertunjukkan kebolehannya dalam olah gerak seni budaya tortor Batak Toba, terkait Gondang batak Toba dan gerakan seni tortor modern. Selain itu acara ini menjadi meriah dan menarik minat banyak orang untuk melihatnya karena tortor merupakan budaya Batak dan dilakukan pada acara acara tertentu, sehingga kerinduan akan adanya pertunjukan budaya seperti terutama bagi masyarakat Batak Toba akan memberikan nilai hiburan lebih dibanding pagelaran budaya lainnya, dan satu hal  lagi mungkin karena kegiatan pagelaran ini  dilakukan setelah pulang Kebaktian Minggu dan berhubung esok harinya (16/9) merupakan hari libur nasional, mungkin.

Kelompok peserta yang sangat menarik perhatian dan menghibur salah satunya adalah kelompok Week VIII, kelompok ini mempertontonkan gerakan dengan gaya manerser dan marhusip (Mengayak dan berbisik) gerakan yang dibawakan peserta tersebut cukup dinamis bagi yang menyaksikannya.

Sehingga kala tortor ini dipertunjukkan oleh kelompok weik VIII, sambutan meriah dari audience yang hadir memenuhi ruangan karena mereka sangat terhibur apalagi tortor ini dibawakan secara berpasangan antara pria dan wanita dengan ritme yang tertata serta teratur, sehingga gerakan yang dibawakan secara berpasangan tersebut terlihat dinamis, sehingga orang yang menonton sempat terbawa suasana.

Karena gerakan tortor yang seperti ini biasanya dilakukan oleh muda mudi Batak toba pada jaman dahulu kala ditanah Batak dalam berinteraksi dan juga dalam acara acara lain, misalnya dalam mencari jodoh dan tortor yang dibawakan anak muda biasanya dilakukan dihalaman rumah kala bulan purnama (Rondang ni bulan-Toba red).

Dua orang Dewan juri dari Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara (USU) yang dapuk untuk memberikan penilaian bagi peserta kelompok, maka setelah berdiskusi antar ke dua dewan juri menentukan pemenang juara 1, 2, 3 untuk 3 kelompok pemenangdalam perlombaan ini.

Kedua dewan Juri yang bermarga sama sama Boru Sinaga tersebut mengatakan sebelum kepada semua peserta yang menjadi kriteria mereka dalam menilai antara lain adalah penilaian Kelompok, kekompakan antara anggota, Fariasi, ekspresi, kostum dsb.

Maka untuk itu dewan juri memberikan penilaian dan pemenangnya sbb:
Juara 1 Weik I, Nilai 478 (peserta no.7)
Juara 2 Weik XIII, Nilai 433 (Peserta no.5)
Juara 3 : Weik VI Nilai 413 (peserta no.8).

Salah seorang pelatih Tortor dari Weik V (Lima) Nyonya Sirait br Siagian mengatakan, dia melatih para anggotanya yang berjumlah tujuh orang tersebut selama delapan hari dengan tenggang waktu durasi 2 Jam dalam sehari, Kata Calon Sintua dari Weik V tersebut.

“Salama dua Minggu kita latihan dengan durasi 2 jam selama 8 hari bang,” katanya kepada media ini di lokasi lomba.

Namun walaupun grup yang dilatihnya cukup kerja keras latihan, namun dalam pengumuman peserta yang menjadi juara I Adalah peserta dari Weik I atau tuan rumah, tapi hal tersebut tidak membuat kecewa, para peserta yang kalah tetap semangat walaupun tidak menang dalam lomba manortor ini.

“Penting menghibur dan melestarikan budaya Batak terutama Batak Toba,” Kata salah seorang peserta mengaku bernama Remita

Dalam pengumuman peserta kelompok yang menjadi pemenang tersebut, Pendeta Resort Pdt.C.Silitonga STh mengatakan, acara seperti ini adalah acara yang baik untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan untuk melestarikan budaya Batak Toba bagi muda Generasi seperti Parheheon Remaja- Naposobulung HKBP, kata Pendeta resosort tersebut sebelum menutup acara kompetisi.

Selain pendeta Ressort acara yang dipandu oleh Pdt.J.Sitorus, MSI Theol/Pendeta fungsional juga turut dihadiri Biblevrouw M. br. Sinaga, serta beberapa sintua masing masing yang mendampingi dan pelatih serta peserta tortor. Acara ini diakhiri dengan foto bersama para kelompok pemenang lomba diakhiri dengan doa oleh Pdt C.Silitonga STh sebagai Pendeta Ressort.(Ronald Sihombing)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *