Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita UtamaOpini

Awas!! Ponsel Pintar Jegal “Money Politic” 

25
×

Awas!! Ponsel Pintar Jegal “Money Politic” 

Sebarkan artikel ini

LABUHANBATU, RELASIPUBLIK – Jelang Pilkada 2020 serentak tersiar kabar tak sedap. NPWP jadi kata yang mudah ditemui. Dunia maya dan Nyata pelesetkan jadi Nomor Piro Wani Piro, jika tidak, bersiaplah kan diabaikan.

Isu demikian tentu bukan menjadi tolak ukur Pilkada kehilangan nilai sakralnya.

Namun harus menjadi sebuah Warning bagi penyelenggara Pemilu ataupun Pihak terkait mengantisipasi timbulnya  korban bagi warga.

Pertarungan Politik bisa diartikan berbeda dari masing-masing pendukung. Berlebih, biasa, dan santai. Hal ini memungkinkan timbul gerakan tersembunyi sikat kawan dan lawan.

Rambut boleh sama hitam, hari ini sahabat tapi esok siapa yang tahu dan bukti rekaman video, Anda akan dijegal habis, karena satu perselisihan.

Cerita ribut gegara Pilkada juga sering kita dengar. Tetangga tutup komunikasi karena beda Pilihan, apa lagi.

Tentu, Anda pernah mendengarnya.

Miris, tapi itu fakta. Bahkan hubungan keluarga menjadi renggang karena suara tak sama.

Memasuki Desember 2020 perhelatan akbar demokrasi kembali digelar. Kini usianya memasuki dunia baru Ponsel Pintar yang memungkinkan telan korban di kalangan warga.

Satu kali tekan, “bandit Pilkada” bisa terekam sebagai “Penoda Demokrasi” berlanjut jeruji besi. Lagi-lagi warga yang jadi korban.

Ya, karena wargalah penerima dan penghantarnya.

Bukan maksud giring opini mencekam, lihat saja, dunia maya sempat digegerkan dengan video beredar sosok Petahana di salah satu daerah Sumatera Utara menjadi pergunjingan Warganet.

Pertemuannya dengan Tokoh Agama dipelintir memainkan dukungan. Maaf, ini bukan membahas editan video, namun tokoh Petahana saja bisa terekam jejak digitalnya apa lagi warga biasa.

Seperti pepatah lama “Tak Ada Asap Kalau Tak Ada Api”. Santernya Demokrasi curang membeli suara harus dicegah sejak dini.

Kasihan mereka bersoal ratusan ribu warga yang tak tahu menahu bisa masuk bui ketika menafsirkan keliru arti Pemilu.

Saya berharap pelesetan NPWP hanya isu dari mereka tak bertanggungjawab ingin memberangus nilai sakral demokrasi.

Harapan bersama tentunya, jelang dan usai Pemilu bisa berjalan damai dan ayem tentrem. Kita hanya memilih terbaik dan ketetapannya pada sang Khalik.

2020 ini, berharap sungguh kepada Bapak Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan untuk segera sosialisasikan dampak buruknya “Money Politic”. Kecurangan tidak hanya merugikan masa depan Daerah, namun ada Pidana jika secara sah terbukti melakukan pelanggaran Pemilu.

“Kami Mohon Pak Kapolres jangan sampai warga Labuhanbatu terjebak Pilkada curang dari oknum tak bertanggungjawab. Karena ini zaman ponsel pintar rekam sembunyi-sembunyi.”

Oleh: Aiman Ambarita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *