Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita UtamaNasionalPeristiwaTerbaru

Diduga “Ngawur”, Denny Siregar Sebut Tempo Majalah Salah Pasar

46
×

Diduga “Ngawur”, Denny Siregar Sebut Tempo Majalah Salah Pasar

Sebarkan artikel ini

Teks Foto: Ilustrasi dari unggahan akun  Denny Siregar, Senin (21/12/2020)

SUMUT, Relasipublik – Mengaku terus menerus mendapat sentilan untuk mengulas “Anak Pak Lurah”, penggiat media sosial, Denny Siregar balik sentil Majalah Tempo Salah Pasar.

Melalui akun Facebook-nya atas nama Denny Siregar, diakui bermula dari rasa penasaran maksud “Anak Pak Lurah” yang tengah ramai diperbincangkan warganet dengan Tanda Pagar (tagar) Tangkap Anak Pak Lurah.

“Oo, saya baru tahu ada isu yang diangkat majalah Tempo tentang keterlibatan Gibran Rakabuming dalam kasus korupsi Bansos Juliari Batubara.” kata Denny, Senin (21/12/2020).

Dikatakan Denny, Tempo ada info Gibran dengan kode anak pak Lurah, “Maksudnya mungkin Jokowi, yang punya akses melibatkan PT Sritex Tbk dalam pengadaan kantong bansos,” bebernya.

Tentu, Sambung Denny, PT Sritex membantah ada urusan sama Gibran, Apa lagi berita Tempo hanya berdasarkan “katanya”.

Bahkan Denny yang juga mengaku sebagai pembaca setia Majalah Tempo, menyebut Tempo masa kini seperti koran gosip pinggir jalan.

“Saya dulu pembaca Tempo, bahkan Almarhum Bapak selalu membundelnya. Asyik memang dibacanya. Tapi itu dulu. Sekarang, Tempo kayak koran gosip pinggir jalan. Berita belum jelas, dimainkan dengan klik bait untuk dapat pelanggan,” tulis Pria yang juga disapa Kang Denny.

Sentilan Denny berlanjut menyasar strategi pemasaran atau marketing Majalah Tempo dengan menggunakan ilustrasi jual mobil mewah Ferarri.

“Kalo saya jual mobil Ferrari, tentu saya akan pasarkan ke kelas yang mampu beli mobilnya, bukan kepada para pedagang kaki lima misalnya. Untuk apa? Mereka tentu gak mau beli,” kata Denny.

Menurut Denny marketing Tempo masa lalu terstruktur dengan baik, target pasarnya jelas. Kelas berpendidikan dan punya penghasilan tetap. Harga langganannya juga lumayan.

Tempo masa lalu, kata Denny, dibanjiri iklan karena pembaca Tempo adalah orang yang bisa beli produk yang mereka iklankan di sana.

“Tempo sekarang bikin ketawa. Target pasarnya orang-orang yang suka berita gosip dan kelas menengah bawah. Mirip koran kuning, yang judulnya bombastis tapi isi beritanya gada mutunya. Lah, siapa yang mau pasang iklan di sana? Wong pembacanya gak punya daya beli,” tulis Denny Siregar.

Sebagai informasi, sebelumnya Majalah Tempo edisi 19 Desember 2020, mengabarkan dengan menyebut Menteri Sosial Juliari Batubara bersama Tim menunjuk rekanan untuk memproduksi goodie bag yang akhirnya jatuh kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Srintex.

Dikabarkan Tempoco Senin (21/12/2010) menurut dua anggota staf tersebut, masuknya nama Sritex merupakan rekomendasi putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

“Itu bagian anak Pak Lurah,” tutur seorang di antaranya. Sebutan “Pak Lurah” mengacu pada Jokowi.

Sementara itu Gibran Rakabuming Raka, menegaskan tidak pernah terlibat dalam urusan bantuan sosial atau bansos Covid-19.

“Saya namanya disebut-sebut kasus itu, tidak benar, saya tidak pernah merekomendasikan ikut campur dalam urusan Bansos apa lagi merekomendasikan goodie bag,” kata Gibran.

Raka juga menyebut, pemberitaan tersebut ngawur dan persilakan melakukan pembuktian seperti tudingan Tempo. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *