Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita UtamaDaerahKota MedanNasionalPendidikanSosial & BudayaTerbaru

Festival DPM, Edy Ajak Generasi Muda Gairahkan Budaya Lokal

26
×

Festival DPM, Edy Ajak Generasi Muda Gairahkan Budaya Lokal

Sebarkan artikel ini

SUMUT, Relasipublik – Gubernur Sumut Edi Rahmayadi hadiri Seminar dan Festival Dendang Pantun Melayu yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumut, Minggu (20/12/2020) di Ballroom Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam Medan.

Gubernur mengatakan Sumatera Utara merupakan provinsi yang kaya dengan keberagaman seni dan budaya. Namun jika tidak dirawat dan dilestarikan, dikhawatirkan terkikis dan perlahan menghilang

“Untuk itu, saya sangat mengapresiasi Festival Dendang Pantun Melayu hari ini. Generasi muda harus menghidupkan kebudayaan-kebudayaan lokal yang ada,” ujar Gubsu.

Edy pun mengenang masa kecilnya yang dekat dengan pantun. Dikatakannya, pantun biasa digunakan sebagai penyampai cerita, pesan dan nasihat.

Kendati demikian ia menyayangkan tradisi pantun yang penuh makna ini sudah mulai bergeser dan sudah dilupakan.

Dalam masyarakat Melayu, kata Edy,  pantun menjadi salah satu bagian dari jati diri. Juga digunakan dalam berbagai kegiatan kebudayaan seperti merisik, meminang, adat perkawinan dan upacara-upacara lainnya.

“Mudah-mudahan dengan adanya acara hari ini, pantun kembali hidup di kalangan anak muda,” harapnya.

Senada dengan Gubernur, Wakil Ketua PWPM Sumut Mario Kasduri juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Seminar dan Festival Dendang Pantun Melayu (DPM).

Menurut Mario, kegiatan hari ini patut dibanggakan lantaran diinisiasi sendiri oleh kaum muda yakni PWPM Sumut.

Seni dan budaya dalam Muhammadiyah, sudah tertuang dalam 11 butir pedoman hidup islami warga Muhammadiyah. Salah satunya adalah kehidupan seni dan budaya.

Pada musyawarah nasional majelis tarjih Muhammdiyah ke-22 Tahun 1995, ungkap Mario, ditegaskan karya seni hukumnya mubah atau dibolehkan selama tidak menimbulkan kerusakan, bahaya, kedurhakaan serta menjauhkan dari Allah.

Untuk itu, lanjut Mario, diharapkan selain untuk melestarikan kebudayaan lokal, setiap warga Muhammadiyah juga menjadikan seni dan budaya sebagai sarana yang mampu lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sebelumnya, Ketua PWPM Sumut Amrizal mengatakan kegiatan Seminar dan Festival Dendang Pantun Melayu merupakan bentuk kepedulian PWPM terhadap kondisi terkikisnya kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya Sumut.

Banyak kebudayaan terkikis dan semakin lama hilang. Selain itu, ada pula kecenderungan kalangan muda lebih mencintai budaya asing. Budaya lokal salah satunya pantun melayu semakin tidak diminati.

“Hari ini menjadi momentum untuk mengajak dan membangkitkan kembali kecintaan terhadap seni budaya lokal,” tutur Amrizal.

Festival Dendang Pantun Melayu diisi dengan lomba berbalas pantun dan pameran khas melayu seperti kuliner Melayu, pakaian khas Melayu dan lainnya.

Selain itu dirangkai pula dengan seminar yang diisi oleh Abdullah Hilmi sebagai pembicara.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut Ria Telaumbanua dan Kepala UPT Taman Budaya Sumut Rachmat Hadi Saputra Harahap. (Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *